The Zahir
Judul : Zahir
Penulis : Paulo Coelho
Penerjemah : Andang H. Sutopo
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : I, 2006
Tebal : 440 hlm ; 20 cm
Beban menjadi seorang pengarang yang pernah melahirkan karya monumental sangatlah berat. Setiap karya berikutnya selalu menarik perhatian publik dan selalu diperbandingkan dengan karya monumentalnya. Paulo Coelho rupanya harus menerima kenyataan ini, setelah Sang Alkemis menjadi buku best seller dunia, dan diterjemahkan dalam 56 bahasa, setiap Coelho menerbitkan karya terbarunya orang cenderung bertanya-tanya "Apakah karya ini sebaik sang Alkemis?". Hal inilah yang rupanya akan terus menjadi pertanyaan abadi bagi publik dan tentunya akan memacu Coelho untuk melahirkan karya-karya terbaiknya, sebab jika tidak, hal ini akan menjadi bumerang bagi karier kepenulisannya.
Zahir yang merupakan karya teranyar dari Paulo Coelho seolah hendak membuktikan kekonsistennya dalam melahirkan karya-karya sebaik Sang Alkemis. Novel Zahir yang pertama kali diterbitkan oleh Harper Colins pada Sepetember 2005 telah mengungguli daftar Best Seller di Amerika Serikat. Sayang pencapaian untuk menembus angka-angka penjualan yang fantastis tersandung ketika Zahir dilarang beredar di Iran oleh Kementrian Kebudayaan Iran (BBC, 13 Mei 2005) dengan dalih popularitas Coelho dianggap berbahaya bagi masyarakat Iran.
Dalam Zahir yang banyak disebut-sebut sebagai novel semi-otobiografi, Coelho menulis tentang kisah seorang penulis besar yang berasal dari sebuah negara di Amerika Latin yang karyanya menjadi best seller dunia. Dari seluruh kisah hidup si penulis yang terungkap di novel ini akan nampak bahwa ciri-ciri tokoh ini mirip sekali dengan Coelho, Meski demikian cerita ini bukanlah kisah hidup Coelho yang sesungguhnya. Rupanya dalam Zahir Coelho hanya memasukkan karakter dirinya dan aktifitas kesehariannya sebagai penulis dalam diri tokoh utamanya.
Dikisahkan seorang penulis terkenal mendapati istrinya, Esther seorang wartawan perang, tiba-tiba saja menghilang secara misterius. Tak ada yang salah dalam pernikahan mereka, kedua-duanya saling mencintai bahkan Esther pulalah yang memotivasi suaminya dalam berkarya hingga melahirkan karya best seller dunia " Ada Waktu Untuk Merobek, Ada Waktu Untuk Menjahit". Ketiadaan istrinya tersebut membuat Esther menjadi Zahir/obsesi bagi si penulis untuk menemukannya kembali.
Hanya sedikit petunjuk yang diperolehnya dalam mencari Esther, beberapa orang mengatakan Esther kerap bertemu dengan seorang pemuda berkulit gelap dengan wajah ras Mongolia. Mereka berdua terlihat terakhir kali di sebuah kafe di Paris. Akhirnya si penulis berhasil menemui pemuda tersebut, Mikhail namanya, seorang pemuda yang berasal dari Kazakhstan. Mikhail mengetahui dimana Esther berada, namun hingga suatu saat tertentu ia belum juga memberitahukan dimana Esther berada sebelum ia mendapat bisikan dari "Sang Bunda" tokoh spritual yang dipercayainya dan memberinya misi untuk mewujudkan kekuatan Cinta bagi pembaharuan dunia.
Si penulis akhirnya mengikuti kemana Mikhail pergi. Pencarian sang penulis atas isitrinyapun dimulai. Si penulis dibawanya kedalam suatu pertemuan-pertemuan spiritual yang dipercaya Mikhael dan kelompoknya dapat mewujudkan misi "Cinta" yang ternyata awalnya dimotori oleh Esther. Melalui serangkaian pertemuannya dengan Mikhail si penulis mulai menelusuri kembali jejak kebersamaannya dengan sang istri, hal-hal yang terjadi dengan perkawinan mereka, hingga perpisahan itu. Tidak itu saja, pencarian Zahir ini membawa dirinya keluar dari dunianya yang aman dengan berkelana dari Amerika Selatan, Spanyol, Perancis, menapak pada jalur sutra hingga Kroasia dimana terdapat kawasan padang rumput di Kazakhstan dan mengenal cara hidup kaum nomaden. Perjalanan inilah yang akhirnya akan membawa si penulis melakukan perjalanan melintasi seluruh masa lalunya, melihat kesalahan yang ada pada dirinya, mengenal wanita yang dikawininya dan juga memperoleh pemahaman baru tentang hakikat cinta dan kekuatan takdir, dan juga kepekaan dan arti dalam mengikuti suara hati yang oleh Mikhail dikatakan suara dari "Sang Bunda"
Sama seperti novel-novel Coelho lainnya, kali ini Coelho pun menuturkan suatu cerita dengan gayanya yang kuat dan menawan yang sarat dengan kedalaman makna. Makna Zahir yang diambil dari cerpen Jorge Luis Borges ini digambarkan oleh Coelho sebagai sesuatu yang sekali disentuh atau dilihat tak bisa terlupakan, dan sedikit demi sedikit akan memenuhi seluruh pikiran kita, sehingga kita terjerumus pada kegilaan (hlm. 75). Melalui definisi Zahir ini pembaca disadarkan bahwa setiap orang memiliki Zahir-nya masing-masing, dan bila kita bisa menapakinya dengan benar maka zahir ini akan menjadi inspirasi, kekuatan dan energi hidup yang melahirkan kreatifitas-kreatifitas baru.
Selain sarat dengan makna, novel ini juga menyuguhkan sisi yang menghibur. Tokoh utama novel ini yang seorang pengarang terkenal membuat novel ini mengungkap bagaimana sebenarnya keseharian seorang penulis terkenal baik dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan para wartawan yang selalu menayakan hal yang itu-itu saja, pengalamannya dalam menandatangani buku-bukunya, gencarnya para kiritikus dalam mencerca novel-novelnya, dll, sehingga melalui novel ini pembaca memperoleh gambaran seperti apa rasanya menjadi seorang penulis terkenal.
Untaian kalimat-kalimat dialog penuh makna dalam Zahir bagi orang yang bisa memahaminya menjadikan novel ini novel yang menginspirasi dan menggugah pembacanya, namun bagi yang tidak terbiasa membaca novel-novel jenis ini, Zahir dengan ketebalan 440 halaman ini bisa menjadi novel yang membosankan dan menimbulkan tanda tanya besar "Apa sih yang dimaksud dengan novel ini?" sehingga mungkin saja pembaca akan mencampakkan novel ini sebelum selesai menamatkannya. Namun andai saja kita terus membaca dan mencoba memaknai novel dengan sabar hingga lembar –lembar terakhir, maka kita akan menemukan semua jawaban dari kebingungan kita terhadap novel ini
@h_tanzil
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Nove 2"